Wednesday, May 13, 2009

Education and Training for Future Leader

In this global era, there is no doubt that education and training is absolutely important and needed by everyone in order to compete and to deal with an advance technology and fast information which have become the most influenced element in our live. In the future human being will face tougher situation that demand us to do everything perfectly than before as there are so many population in the world involved in same business.

This condition also influence leadership in military as crisis and friction between countries, religions, ideologies as well as tribes become more complicated and complex that are involved many other factors that make the problem more difficult to overcome. In the future, military need a tough leader who can lead his subordinates and soldiers in any circumtances, peace situation or war time.

Leadership is not an instant procces, it needs time and budget as well. Creating a good and tough leader need a well organized and planned education as well as a continuity and various training. A leader must be monitored from the beginning he or she entered the military. He or she must be perfect and the best person among his/her collegue, hopefully he/she can maintain their prestige until he / she gets higher rank and once he or she being promoted as a leader at some places he or she will be ready to carry out their duty perfectly.

In brief, a commander in a smallest unit in military has to monitor his subordinate who potentially became a good leader in the future and give them a well planned education and training because as I have mentioned above, a well educated person is absolutely needed by military organization as there more complex and complicated situation to deal with.



Operasi Pertahanan Udara



Dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai penegak kedaulatan negara di udara, TNI Angkatan udara mengimplementasikannya ke dalam berbagai macam bentuk operasi udara yang sudah terencana dan dilaksanakan secara terpadu dengan angkatan lainnya melalui operasi gabungan TNI. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan operasi, dibentuklah komando - komando utama yang berfungsi sebagai perencana dan pelaksana operasi yang menggerakkan satuan - satuan tempur TNI AU di bawah jajarannya.

Dalam struktur organisasi TNI, terdapat 3 Kotama Ops yang menggunakan kekuatan - kekuatan Udara TNI AU yakni Koopsau I dan II yang berkedudukan di bawah mabes TNI AU serta Komando pertahanan udara Nasional yang berkedudukan di bawah mabes TNI. Ketiga kotama ops tersebut memiliki operasi - operasi sendiri sesuai dengan rencana dan program kerjanya masing - masing. Dalam pelaksanaannya sering kali terjadi kerancuan dimana Komando Pertahanan Udara Nasional yang nota bene adalah merupakan tameng pertama dan paling luar negara RI dalam menangkal ancaman yang datang melalui udara tidak memiliki unsur pesawat tempur dan beberapa unsur lainnya yang berada langsung di bawah kendalinya. Mekanisme yang selama ini dilakukan adalah Kohanudnas dalam menjalankan operasinya selalu meminta BKO pesawat tempur atau unsur lainnya kepada satuan samping dalam hal ini Koopsau I dan II sehingga sehingga proses operasi berjalan dengan lambat karena melewati birokrasi yang cukup panjang.

Indikator dari kesuksesan pelaksanaan operasi pertahanan udara adalah keberhasilan suatu negara dalam mengendalikan wilayah udara nasionalnya. Dalam hal ini tingkat pengendalian udara dapat kita bagi menjadi 3, yaitu :

  • Keadaan udara yang menguntungkan. Hal ini dapat diartikan bahwa kekuatan udara negara kita diperkirakan mampu mengalahkan kekuatan negara musuh.
  • Air Superiority. Yaitu suatu kondisi dimana kekuatan udara kita mampu melaksanakan operasi lainnya di wilayah udara yang dimaksud tanpa adanya gangguan yang berarti dari kekuatan udara musuh.
  • Air supremacy. Suatu kondisi dimana kekuatan udara musuh sama sekali bukan ancaman bagi kekuatan udara negara kita.

untuk mencapai keunggulan udara, kebutuhan akan alutsista udara adalah sangat mutlak diperlukan diimbangi dengan efisiensi dan efektifitas jalur komunikasi yang dibangun dan ditindaklanjuti dengan latihan yang berjenjang dan berlanjut dari satuan - satuan yang berada di jajarannya.

Kohanudnas sebagai unsur utama pertahanan udara udara nasional perlu diberikan kewenangan yang lebih dalam hal ini penyediaan alutsista udara yang langsung berada di bawah kendalinya sehingga memudahkan dalam hal penggunaannya tanpa mengabaikan faktor efisiensi dan efektifitas dalam penggunaannya.

Tuesday, May 12, 2009

Elang Khatulistiwa Hancurkan Jembatan Di Singkawang



Pertempuran antara pasukan darat RI dengan negara agressor berlangsung sengit di daerah Singkawang yang merupakan salah satu kota yang sangat strategis di wilayah kalimantan barat. Kota singkawang merupakan kota yang sangat penting bagi kedua belah pihak karena lokasinya yang terletak di pinggir laut dan memiliki sumber daya alam yang cukup kaya sehingga sangat berarti sekali untuk menjamin ketersediaan dukungan logistik bagi para pasukan yang sedang melaksanakan pertempuran.

Pasukan darat negara agressor sudah semakin bergerak maju memasuki kota Singkawang dan hampir mendekati satu - satunya akses jembatan menuju pusat kota. Komandan Lanud supadio sebagai Dansatlakopsud mempertimbangkan situasi ini sebagai sesuatu hal yang sangat mendesak untuk ditindak lanjuti karena menyangkut sesuatu yang sangat strategis dalam operasi. Dansatlakopsud Supadio kemudian menyarankan kepada komando atas dalam hal ini Kogasud dan Pangkogasgab untuk melaksanakan suatu operasi terpadu untuk mengatasi hal ini. Saran Dansatlakopsud Supadio langsung ditindaklanjuti oleh komando atas dengan menerbitkan ARM (air request message) yang juga secara cepat di respon oleh Dansatlakopsud Supadio dengan menerbitkan ATM (air task message) yang isinya bahwa Skadron Udara 1 agar melaksanakan SUL menghancurkan jembatan di kota Singkawang dengan maksud untuk menahan gerak maju pasukan musuh dalam rangka mendukung tugas pokok Satlakopsud Supadio dalam operasi darat gabungan.


Alur cerita diatas bukanlah suatu kejadian nyata melainkan skenario latihan dalam rangka latihan satuan Alap Gesit "Mandau terbang 09". Dalam latihan ini juga disimulasikan elang flight yang melaksanakan operasi mengalami emergency. Elang 1 melaksanakan eject karena total hydraulic fail dan elang 2 mengalami cabin temperature control fail sehingga penerbang melaksanakan landing darurat dan mengalami overheating, dehidrasi dan pingsan setelah melaksanakan landing. Seluruh unsur Lanud yang terlibat latihan kemudian melaksanakan aksi sesuai dengan tugas pokoknya masing - masing mulai dari crash team, tim sar, unsur heli, pomau, intelejen dan juga rumah sakit Supadio. Dalam latihan ini yang menjadi penilaian adalah kecepatan aksi dan keakuratan tindakan yang dilakukan dalam mengatasi suatu kejadian emergency yang terjadi dalam pelaksanaan suatu operasi.

Secara keseluruhan latihan dapat berjalan dengan lancar dan aman sesuai dengan yang direncanakan dan dapat disimpulkan bahwa seluruh unsur yang terlibat dalam latihan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada masing - masing unsur.







Monday, May 11, 2009

Komando, Kendali, koordinasi dan Informasi pada Operasi "Tameng Petir / 09"















Sangat mudah untuk diucapkan,tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan tanpa adanya perencanaan yang matang dan latihan yang berkesinambungan. Dalam suatu peperangan, pihak yang dapat mengoptimalkan kesatuan komando, kendali dan koordinasi antara unsur - unsur yang terlibat dan penyerapan informasi yang up to date sudah hampir dapat dipastikan memenangkan pertempuran dengan catatan persenjataan dan sumber daya manusianya sama.


Salah satu elemen penting untuk mencapai hal tersebut diatas adalah peralatan komunikasi yang efektif dan efisien serta mudah penggunaanya sangat diperlukan dalam pelaksanaan suatu operasi khususnya operasi gabungan apapun bentuknya. Dengan adanya peralatan komunikasi yang baik dan mudah penggunaanya diharapkan koordinasi antara satuan - satuan yang terlibat menjadi semakin mudah dan melancarkan jalannya operasi.

Pada pelaksanaan operasi pertahanan udara ambalat "tameng petir/09" terdapat satu kemajuan yang signifikan dalam hal peralatan komunikasi ini. Pada pelaksanaan operasi, komunikasi antara pesawat tempur dan unsur laut dalam hal ini KRI untung Surapati yang juga melaksanakan operasi secara paralel di perairan ambalat sudah dapat terjalin dengan sangat baik sehingga unsur udara yang terlibat dapat menerima informasi yang up to date tentang situasi dan perkembangan terakhir di daerah operasi. Unsur KRI dapat menyebutkan posisi kawan dan lawan secara jelas sehingga unsur udara dapat mengantisipasi manuver yang dilaksanakannya. Dengan adanya kemajuan ini, salah satu handicap dalam pelaksanaan operasi udara dapat dieliminir sehingga periatiwa laut aru pada masa Trikora dulu dimana kekuatan laut RI dibantai oleh kekuatan udara Belanda tidak terjadi lagi.


Kemajuan ini didukung pula oleh komunikasi yang baik dengan Satrad Tarakan sehingga segala macam bentuk pergerakan di udara dapat dimonitor dan dapat secara langsung diinformasikan ke pesawat tempur yang sedang melaksanakan operasi. Semoga saja kemajuan berarti yang dicapai pada operasi tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang dengan scope yang lebih besar dan melibatkan unsur - unsur lainnya sehingga sasaran pelaksanaan operasi dapat tercapai dengan optimal.

Upacara Pembukaan Latihan Satuan Alap Gesit "Mandau terbang/09"














Dalam rangka membina dan meningkatkan profesionalisme para prajurit TNI Angkatan Udara khususnya personil Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio, maka pada tanggal 11 Mei 2009 dilaksanakan upacara pembukaan latihan satuan Alap Gesit dengan mengambil tempat di Appron Pangkalan TNI AU Supadio.


Komandan Pangkalan TNI AU Supadio, Kolonel Pnb Yadi Indrayadi Yang bertindak sebagai inspektur upacara pada upacara tersebut menyampaikan dalam amanatnya bahwa profesionalisme prajurit bukan hanya didapat dari pendidikan militer yang ditempuhnya melainkan juga dengan latihan rutin, berjenjang dan berkesinambungan serta dengan selalu mengadakan evaluasi yang mendalam sehingga sasaran dari pelaksanaan latihan yang diinginkan dapat dicapai secara optimal. Latihan alap gesit yang pada tahun ini menggunakan sandi "mandau terbang/09" merupakan latihan rutin yang dilaksanakan oleh Pangkalan TNI AU Supadio sebagai latihan puncak satuan yang didalamnya melibatkan seluruh unsur Lanud Supadio seperti Skadron Udara 1, Pomau, Intelejen, rumah sakit, unsur helikopter dan batalion 465 Paskhas. Pada latihan tersebut seluruh satuan yang terlibat dituntut untuk dapat menampilkan performance yang terbaik sesuai dengan tugas pokoknya masing - masing sehingga diharapkan jika suatu saat digunakan di medan pertempuran sudah tidak mendapatkan kendala yang berartI.


Upacara pembukaan tersebut kemudian dilanjutkan dengan gladi posko di ruang briefing base ops Lanud Supadio dengan diawali oleh pemberian direktif oleh Komandan Lanud Supadio sebagai Komandan satuan pelaksana operasi udara (dansatlakopsud). Dalam direktif-nya, kolonel Pnb Yadi Indrayadi menyampaikan penekanan - penekanan dan tujuan dari pelaksanaan operasi yang pada latihan ini diasumsikan bahwa Satlakopsud Supadio yang berada di bawah Komando tugas udara dalam Operasi darat gabungan mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan operasi penyekatan udara yang bertujuan memutus jalur logistik dan komunikasi musuh dalam rangka mendukung tugas pokok satuan darat. Gladi kemudian dilanjutkan dengan pemberian Air task Message (ATM) yang berisi tugas - tugas dari tiap -tiap unsur yang terlibat kepada tiap - tiap komandan atau perwira yang ditunjuk.


Dalam suatu peperangan, jarang sekali dilaksanakan operasi mandiri oleh satu angkatan. Umumnya operasi dilaksanakan oleh dua angkatan atau lebih dengan membentuk suatu komando tugas gabungan sehingga pelaksanaan operasi dapat berjalan dengan optimal. Dengan adanya latihan alap gesit "Mandau terbang/09" diharapkan tiap - tiap personil Lanud Supadio yang terlibat dalam latihan mengerti peran dan fungsinya dalam suatu operasi perang yang sangat mungkin sekali terjadi pada masa yang akan datang seiring dengan semakin pesatnya perkembangan global.

Saturday, May 9, 2009

Operasi Ambalat Tameng petir / 09
















Peran TNI dalam mempertahankan negara sesuai dengan undang- undang RI no 3 th 2002 tentang pertahanan negara adalah melaksanakan operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Salah satu implementasi dari pelaksanaan OMSP adalah melaksanakan operasi pengamanan perbatasan, termasuk perbatasan yang selama ini disengketakan Indonesia dan Malaysia yakni blok Ambalat yang diperkiraan memiliki kandungan mineral yang cukup besar.

Beberapa waktu yang lalu TNI AU menggelar kekuatan udara di bandara Juwata Tarakan untuk melaksanakan pengamanan di blok yang disengketakan dengan maksud untuk memastikan tidak ada pelanggaran wilayah udara nasional yang dilakukan oleh negara tetangga kita selama proses perundingan berjalan. Operasi ini tidak bermaksud untuk memprovokasi Malaysia yang juga mengklaim wilayah tersebut. Jika dapat dianalogikan sebagai seorang pemilik rumah, RI hanya mengecek pagar rumah memastikasn tidak ada yang rusak atau berlubang sehingga keamanan rumah tetap terjamin dari binatang ataupun orang-orang yang berniat buruk.

Operasi ini melibatkan beberapa satuan lain TNI AU seperti Unsur tempur Hawk 109/209, Satrad Tarakan, Paskhasau, Pomau, Lanud Balikpapan termasuk unsur tempur laut yang melibatkan beberapa kapal perang TNI AL. Selama pelaksanaan operasi tidak ditemukan hal - hal yang mencurigakan atau pelanggaran wilayah dari negara tetangga. Dapat disimpulkan operasi berjalan dengan lancar dan aman.

Pesawat Hawk 109/209 TNI AU merupakan pesawat tempur TNI AU yang pertama kali beroperasi di Bandara Juwata Tarakan dan akan diikuti oleh pesawat - pesawat tempur lainnya seiring dengan semakin lengkapnya fasilitas pendukung operasi di bandara Juwata tarakan. Operasi ini merupakan operasi udara yang berkesinambungan dan dilaksanakan secara terus menerus sepanjang tahun sampai tercapai kesepakatan antara kedua negara.