Tuesday, July 10, 2012


THE JUPITERS GO INTERNASIONAL


                "Swas dee kraaap…!!!"   Kata itu sangat melekat di telinga The Jupiter.   Ucapan itu kerap kali di dengar terutama saat mereka bertemu dengan seseorang, apakah gerangan artinya???   "Swas dee kraaap" merupakan salam dalam bahasa Thailand.  Ya…memang The Jupiters, tim aerobatic kebanggaan bangsa Indonesia beberapa waktu lalu diundang oleh Angkatan Udara Thailand dalam rangka memperingati " Centennial of the RTAF Founding Fathers Aviation" atau 100 Tahun Penerbangan Negara Thailand.
                Perjalanan menuju Thailand merupakan sejarah baru bagi Jupiter aerobatic Team karena ini merupakan perjalanan terjauh yang ditempuh oleh pesawat KT – 1 B Woong Bee.   Route terjauh yang pernah ditempuh oleh pesawat KT 1 B sebelumnya adalah menuju Kota Medan yang dilakukan beberapa tahun lalu saat siswa Sekolah instruktur penerbang bernavigasin ke sana.   Selain itu, misi ini adalah misi internasional pertama kalinya bagi tim ini,  sebuah misi kenegaraan yang bukan saja mempertaruhkan nama baik tim ini ataupun TNI AU, melainkan nama bangsa dan Negara Indonesia.
            Perjalanan bersejarah ini diawaki oleh 13 instruktur Penerbang Wingdik Terbang Lanud Adi Sutjipto dengan pimpinan rombongan Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M. Khairil Lubis,Advisor Kolonel Pnb Wahyudi Sumarwoto, Leader Letkol Pnb Dedy Susanto , SE, Right Wingman Mayor Pnb Frando Marpaung, Left Wingman Kapten Pnb Adi Brata, Slot Mayor Pnb H.S. Romas, Lead  Synchro Mayor Pnb H.M. kisha, Synchro Mayor pnb Marcellinus AKD, Supervisor Kolonel Pnb Anang Nurhadi S, Narator Kpt Pnb Agus Dwi A, Leader backseater Kapten pnb Dharma Gultom, Stand By Right Kapten Pnb Ngurah Sorga, safety officer Mayor Noto Casnoto serta VCP Mayor Pnb Urip Widodo.
            Tanggal 24 Juni 2012 pagi hari, 7 pesawat KT 1 B Woong Bee angkat kaki dari Lanud Adi Sutjipto menuju Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan selanjutnya menuju Lanud Palembang.  Sesuai standard operating procedure,  maksimal jam terbang sehari bagi IP Wingdik Terbang adalah 3 sorties atau 4 Jam terbang, sehingga penerbangan dibagi menjadi beberapa hari perjalanan.  Hari kedua perjalanan dilanjutkan menuju Lanud Roesmin Nuryadin Pakanbaru dan Lanud suwondo, Medan.   Dua hari perjalanan di dalam negeri berjalan dengan lancar dan aman, kondisi pesawat yang serviceable serta cuaca pada rute penerbangan yang cukup bersahabat mendukung kelancaran misi ini.
            Perjalanan hari ketiga merupakan perjalanan paling bersejarah bagi The Jupiters, karena pada leg inilah  pertama kalinya pesawat KT – 1 B TNI AU melintasi border Negara tetangga Malaysia dan Thailand.  Ada sedikit perasaan nervous dan excited saat Jupiters melaksanakan penerbangan pada leg ini.   Selain karena perjalannya yang cukup jauh, hampir semua pilot jupiters belum pernah terbang ke Thailand, sehingga penerbangan ini butuh persiapan yang matang. Dalam melaksanakan misi penerbangan luar negeri ada beberapa ketentuan yang harus ditepati untuk dapat melaksanakan penerbangan lintas damai melalui wilayah udara Negara lain.   Selain syarat – syarat umum seperti flight plan yang berisi tentang rute yang akan dilalui, jenis pesawat yang digunakan, pilot in command pada tiap – tiap pesawat, endurance, alternate base dan lain sebagainya, ada syarat khusus bagi pesawat – pesawat militer yakni Flight Clearance atau ijin melintas dari otoritas Negara yang akan dilewati atau disinggahi.   Flight Clearance  ini berupa kode berupa angka dan huruf yang berisi informasi jenis dan jumlah pesawat yang melintas, rute, pilot in command, tail number tiap pesawat serta maksud dan tujuan untuk melintas.   Perjalanan pada leg internasional ini berlangsung dengan sangat lancar, tidak seperti yang dibayangkan, proses rumit perijinan yang memakan waktu berhari – hari ternyata tidak serumit pelaksanaannya.   Setelah melintas di atas pulau langkawi, Flight KT 1 B yang terbagi menjadi Jupiter dan Garuda Flight  diarahkan langsung menuju Alor Star dan untuk selanjutnya langsung menuju hatyai, sebuah bandara Internasional Thailand yang terletak di bagian selatan Thailand.  Cuaca cerah sepanjang perjalanan menuju Hatyai sangat membantu kelancaran penerbangan kali ini.

PRACHUAB YANG EKSOTIK
            Sebelum menuju Don Muang Bangkok, lepas landas dari pangkalan udara Hatyai, The Jupiters harus mampir ke Prachuab, sebuah pangkalan militer milik RTAF.    "Prachuab tower, Jupiter Flight request  landing via overhead and joint left Downwind Runway 26" leader Jupiter call kepada Prachuab Tower.  "Negatif Jupiter, we are only have right downwind for approach" jawab Tower.  Lho kok bisa? Hampir di semua pangkalan udara, right atau left down wind dapat digunakan kecuali dengan alasan – alasan tertentu.   Tetapi tidak masalah, sebagai tamu, kita harus menghormati tuan rumah.   Kemanapun diarahkan, jupiters siap untuk melaksanakan.
            Amazing !!! luar biasa !!! pertanyaan yang menggantung saat approach terjawab menjelang overhead runway.   Sesaat pilot Jupiter tercengang, baru kali ini mereka menemukan runway seperti ini. Pantas saja mereka tidak boleh menggunakan left downwind, di posisi left base runway 26 ada sebuah bukit yang tinggi dan terjal sehingga sangat tidak memungkinkan untuk landing dari arah ini.   Approach melalui right base juga tidaklah mudah, kalau tidak alert dan hati – hati bisa celaka!   Di base ada bukit kecil dan tepat di final ada pulau yang merupakan sebuah bukit yang betul – betul menjadi obstacle bagi pesawat yang akan landing.   Saat landing pilot harus terbang di celah  kedua bukit tersebut atau overhead di atas bukit dengan resiko harus melaksanakan high approach setelah melewati bukit.   Menurut penerbang RTAF yang bertugas di Pangkalan ini, landasan Prachuab memang khusus digunakan untuk visual approach, instrument approach tidak diperbolehkan karena kondisi ini.
            Sesaat setelah landing, ada hal lain yang mencengangkan, jarak antara pinggir landasan dengan pepohonan di kiri dan kanan sangat dekat, biasanya di samping landasan ada grass trip, namun di pangkalan ini berbeda.   Sekitar kurang lebih 20 meter di sisi kiri dan kanan landasan terdapat pepohonan perdu dan bunga yang sangat indah.   Landing roll menuju ujung runway 08 bak masuk ke dalam sebuah taman yang indah dan sejuk.   Sampai di tengah landasan, untuk kesekian kalinya The jupiters dibuat ternganga, ternyata ada jalan umum yang melintas di tengah runway,   ada portal yang menghalangi kendaraan yang lewat di sisi kiri dan kanan landasan seperti halnya pintu perlintasan kereta api…. Hmmm… sebuah pangkalan yang aneh.
            Setelah beristirahat sejenak di Prachuab, the jupiters kembali melanjutkan perjalanan leg terakhir menuju Don Muang.   Ini adalah leg terpendek, perjalanan menuju pangkalan udara Don Muang memakan waktu kurang lebih satu jam. Dahulu, pangkalan ini merupakan satu – satunya Bandara internasional di Bangkok, Namun setelah beberapa kali banjir besar melanda kota Bangkok yang juga merendam pangkalan ini, Pemerintah Thailand memutuskan untuk membangun bandara internasional baru di Bangkok yang lebih representative yakni Bandara Internasional Swarna Bhumi.
            Sesampainya di Bangkok, The Jupiters disambut oleh pejabat perwakilan dari RTAF dan Dubes RI untuk Thailand, Bapak Lutfi Rauf serta Atase Udara Kolonel Pnb Joko Takarianto.   Ke-13 Pilot Jupiter disamput kalungan bunga khas Thailand .   Pada kesempatan tersebut Dubes RI menyampaikan ucapan selamat datang di Thailand dan menjelaskan secara singkat bahwa tugas yang diemban oleh Jupiters bukan semata – mata tugas satuan dan TNI AU melainkan tugas Negara sebagai "Duta bangsa".   Lebih jauh lagi beliau menyampaikan bahwa Jupiters merupakan salah satu bagian dari sejarah penerbangan Thailand.  "Guys, We are part of Thailand Aviation History".

BLUE PHOENIX : ANTARA SAHABAT DAN RIVAL?
            Menyadari akan arti penting sebuah team aerobatic, di usianya yang keseratus tahun ini, Royal Thai Air force membentuk kembali sebuah team aerobatic.  Blue Phoenik nama yang dipilih sesuai dengan warna pesawat yang digunakan yang didominasi oleh warna biru dan selaras juga dengan coverall biru yang digunakan oleh para penerbangnya.   Sejarah tim aerobatic  Thailand sebenarnya jauh lebih tua dari sejarah tim aerobatic Indonesia.  Tim aerobatic pertama mereka dibentuk pada tahun 1952 menggunakan pesawat Bearcat Fighter.  Namun entah mengapa Thailand mengalami ke-vacuum-an yang begitu lama sampai akhirnya membentuk kembali tim aerobatic pada tahun 2012 ini.
            Sebagai duta Negara di udara, yang menampilkan  profesionalisme penerbang masing – masing Angkatan Udara, sebuah tim aerobatic dapat dengan efektif memberikan detterent effect atau efek getar kepada militer Negara lain khususnya angkatan udara.   Maneuver – maneuver ekstrim yang mampu dilaksanakan dengan sangat baik menunjukkan kemampuan dan skill para penerbang di dalam mengoperasikan mesin perang atau alutsista yang menjadi tanggung jawabnya.  Oleh karena itulah, The jupiters , tim aerobatic Indonesia berlatih keras untuk memberikan penampilan terbaik demi mencapai tujuan tersebut.   Kehadiran The jupiters pada perayaan 100 Tahun penerbangan Thailand selain untuk memeriahkan acara tersebut juga sebagai trigger bagi Blue Phoenix untuk dapat tampil dengan lebih baik, memberikan keyakinan bahwa orang Asia, khususnya Asia Tenggara mampu melaksanakan maneuver yang sama bahkan lebih dari tim – tim lainnya yang lebih dahulu terbentuk.   Beberapa maneuver yang ditampilkan oleh blue phoenix sama dengan maneuver yang dilakukan oleh Jupiters seperti loop, clover leaf, Kite barrel, heart dan mirror.  Namun karena tim ini baru terbentuk, yakni  baru 11 bulan, jumlah pesawat yang ditampilkan adalah 5 pesawat tanpa slot.
            Kehadiran Jupiter dan Blue phoenix dalam satu event ini selain mempererat hubungan militer antara kedua Negara, juga menimbulkan sedikit persaingan. Kedua tim berusaha tampil lebih baik dari tim yang lain, di satu sisi bersahabat, disisi lain sebagai rival.  Namun rival dalam hal ini bukanlah musuh, rival adalah trigger dan penyemangat untuk terus berlatih dan tampil dengan lebih baik. Saling berbagi dan berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan tim aerobatic, maneuver, dan proses pelatihannya adalah topik yang baik untuk dibahas sebagai upaya untuk mempererat hubungan. Dan yang paling penting dari kegiatan ini adalah misi Negara dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Negara Indonesia dan Thailand yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat tercapai.

DISPLAY YANG LUAR BIASA
            Perayaan puncak dari peringatan jatuh pada tanggal 2 juli 2012, namun untuk penampilan Alliance participants atau penampilan Negara luar dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 Juni 2012.          Negara luar yang terlibat dalam perayaan ini adalah hanya 2 negara, yang pertama adalah Singapura yang menampilkan solo aerobatic F-16 Fighting Falcon dan Jupiters dengan KT 1 B – nya.  Pada event kali ini Singapura membawa 2 F-16 dengan 2 orang penerbang yakni Jerky dan Twister.   Sedangkan Indonesia yang menampilkan Jupiter aerobatic team diperkuat oleh 13 orang penerbang dan Airforce band yang juga tampil pada saat display aerobatic Jupiter dilaksanakan.
            Penampilan pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2012 di hadapan Kepala Staf Angkatan Udara Thailand CinC Itthaporn Subhawong dan para pejabat Thailand lainnya. Pertunjukan hari itu memang khusus ditujukan kepada kalangan internal RSAF dan Media.  Sebuah Tenda kehormatan telah disiapkan tepat di depan barisan pesawat KT 1 B Woong Bee  Indonesia, F-16 milik Singapura dan pesawat Extra 300 milik penerbang freelance "Esper"  pensiunan RTAF .   Set up parkir pesawat dan tenda penonton memang sengaja dibuat sedemikian rupa sehingga pilot dapat langsung berinteraksi saat akan naik pesawat ataupun setelah landing.  Sesuai hasil koordinasi dengan panitia pelaksana, untuk penampilan alliance participants urutannya dimulai dengan display solo aerobatic F-16 Singapura dilanjutkan display Jupiter aerobatic team dan kemudian diakhiri oleh display solo aerobatic pesawat Extra 300.   Sedangkan display seluruh kekuatan udara Thailand termasuk Blue phoenix akan dilaksanakan mulai pukul 14.00 sampai dengan selesai.
            Display F-16 Singapura dilaksanakan pukul 11.00 local time.  Namun Jupiter yang dijadwalkan tampil pada pukul 11.10 – 11.40 harus take off mendahului karena harus melaksanakan warming up di area.  Pesawat F-16 Singapura setelah take off langsung terbang menanjak dan langsung bermanuver selama kurang lebih sepuluh menit.  Penampilan solo Aerobatik ini cukup memukau para penonton yang berkumpul di sepanjang appron.    Setelah solo Aerobatik F-16 selesai maka tibalah saatnya Jupiter untuk tampil. Display didahului oleh pemutaran thriller Jupiter di dua layar lebar yang memang sengaja dipasang di depan tenda penonton, tak ketinggalan  Airforce Band yang telah jauh – jauh datang dari Lanud adisutjipto juga tampil mengiringi display aerobatic Jupiter.
            Tampil dengan 6 pesawat KT 1 B, Jupiter Aerobatic Team tampil sangat memukau publik Thailand, teriakan histeris penonton mulai terdengar sejak tim ini melakukan  Jupiter Roll sebagai exercise pembuka.  Manuver demi maneuver dilakukan dengan sangat baik, kondisi cuaca yang cerah sangat mendukung pelaksanaan display, asap putih yang keluar dari exhaust pesawat KT 1 B terlihat cukup jelas, seluruh maneuver dapat dilaksanakan karena base cloud yang tinggi.   Teriakan penonton semakin keras ketika pesawat no 5 dan 6 melakukan synchro maneuver yakni wheel, heart dan mirror.   Histeria makin menjadi saat Jupiter 6 melaksanakan maneuver solo spin, pesawat menanjak vertical dan berputar pada porosnya sampai berhenti sesaaat untuk kemudian jatuh bebas berputar seakan – akan hendak menghunjam ke bumi.   Display Jupiter hari itu ditutup dengan maneuver bomb burst yang disambut tepuk tangan penonton yang ada di Aprron.
            Setelah landing dengan aman dan parkir di depan penonton,  6 Pilot Jupiter berbaris rapi berbanjar dan maju ke depan panggung kehormatan memberikan penghormatan kepada Kepala Staf RTAF CinC Itthaporn subhawong.   Setelah menerima penghormatan, I – Porn, sapaan akrab beliau langsung menghampiri tim Jupiter dan menyalami satu per satu.   Pada kesempatan tersebut, selain mengucapkan terima kasih atas penampilan Jupiter yang luar biasa, I – Porn memberikan cinderamata berupa topi dan scraft dari RTAF.  Tim Jupiter – pun  pada kesempatan tersebut juga memberikan kenang – kenangan berupa bingkai foto dan badge kepada sang Marsekal.    Display hari itu diakhiri dengan sesi foto bersama dengan pejabat  AU Thailand serta wawancara dengan berbagai media Thailand.
            Display hari kedua  ternyata berlangsung dengan sangat meriah, karena hari itu merupakan open day dan display  terbuka bagi masyarakat umum.   Iklan dan pengumuman yang dilaksanakan jauh – jauh hari sebelumnya melalui media cetak dan elektronik Thailand ternyata sangat efektif, terbukti dengan hadirnya ribuan penonton yang memadati appron Donmuang Bangkok.   Urut – urutan display hari kedua sama dengan hari pertama.   Maneuver yang dilaksanakan oleh Jupiter juga sama namun satu maneuver loop sebelum bomb burst tidak dapat dilaksanakan karena ada awan gelap di sebelah selatan landasan yang menyebabkan maneuver ini tidak dilaksanakan dan diganti dengan level pass.   Namun hal tersebut tidak mengurangi histeria penonton terutama saat maneuver synchro dilakukan.   Banyaknya penonton wanita yang menghadiri acara tersebut menyebabkan suasana makin meriah. Teriakan dan jeritan mereka makin mewarnai jalannya display Jupiter.
            Setelah landing, para pilot Jupiter turun dan berbaris rapi di depan pesawat disambut oleh teriakan dan tepuk tangan para penonton.   Tim Jupiter kemudian maju kearah kerumunan penonton   Tepat beberapa langkah di depan kerumunan penonton, Tim Jupiter berhenti dan atas komando dari leader mereka memberikan salam sambil sedikit menunduk dengan merapatkan kedua tangan di depan dada sambil mengucapkan "Sawadikraaaft" .   Riuh rendah tepuk tangan dan teriakan penonton makin menjadi karena aksi Jupiter yang dianggap mengangkat budaya local mereka dalam memberikan salam.    Sesaat kemudian para pilot Jupiter menyebar kearah penonton untuk membagikan souvenir berupa sticker, pin , gantungan kunci, poster dan lain sebagainya.   Tak dapat dilukiskan antusiasme para penonton di Bangkok saat itu.   Dalam sejarah terbentunya Jupiter baru kali inilah mereka disambut bak pahlawan, bahkan di dalam negeri-pun sambutannya tidak sedemikian meriahnya.   Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.  Para penonton berebut untuk meminta tanda tangan pada poster yang dibagikan, ibu – ibu tak kalah aksinya untuk meminta para pilot ini untuk bersedia berfoto dengan anak – anaknya.   Momen foto bersama ternyata tidak berhenti sampai di situ saja, di dalam area exhibition yang digelar di dalam hanggar, beberapa penonton yang tidak sempat berfoto di depan appron, meminta pilot Jupiter untuk bersedia berfoto dengan mereka.    Penampilan hari kedua tersebut ternyata juga ditonton oleh puluhan warga Negara Indonesia yang tinggal di Bangkok, beberapa dari mereka adalah mahasiswa yang tengah belajar di sana.  "Bangga kita pak jadi bangsa Indonesia hari ini,    Jupiter luar biasa pak, kami tidak menyangka Negara kita punya tim aerobatic seperti ini " ujar salah seorang dari mereka.   Beberapa warga Thailand dengan bahasa inggris yang terbatas hanya mampu mengacungkan jempol sambil berteriak "Jupiter, excellent…excellent".



            Lima hari di Bangkok terasa amatlah singkat, Bangkok sangatlah berkesan bagi Jupiter.   Sambutan yang luar biasa meninggalkan sebuah kenangan manis yang tertanam jauh daalam sanubari jupiters.   Dalam arahan singkat sebelum jupiters meninggalkan Bangkok keesokan harinya, Dubes RI untuk Thailand, Bapak Lutfi Rauf yang didampingi oleh atase udara Indonesia Kolonel Pnb Joko Takarianto Menyampaikan ucapan terima kasih dan bangga kepada Jupiter aerobatic team yang telah berhasil menjadi duta bangsa Indonesia dalam rangka mempererat hubungan bilateral kedua Negara.   "Satu hal yang saya pribadi banggakan dari TNI, khususnya tim Jupiter TNI AU yakni fighting spirit yang sangat luar biasa, semangat pantang menyerah walaupun dengan kondisi dan dukungan yang terbatas, bapak – bapak sekalian mampu menunjukkan performa yang luar biasa sehingga rakyat Thailand sangat mengenal bapak-bapak sekalian"  ujar bapak Lutfi Rauf.   Keberhasilan Tim Jupiter di Bangkok ini adalah sebuah tonggak sejarah bahwa Jupiter telah go internasional dan mampu mensejajarkan diri dengan tim  aerobatic lain dunia yang telah terlebih dahulu terbentuk.