THE JUPITERS GO INTERNASIONAL
"Swas dee kraaap…!!!" Kata
itu sangat melekat di telinga The Jupiter.
Ucapan itu kerap kali di dengar terutama saat mereka bertemu dengan
seseorang, apakah gerangan artinya??? "Swas
dee kraaap" merupakan salam dalam bahasa Thailand. Ya…memang The Jupiters, tim aerobatic
kebanggaan bangsa Indonesia beberapa waktu lalu diundang oleh Angkatan Udara
Thailand dalam rangka memperingati " Centennial
of the RTAF Founding Fathers Aviation" atau 100 Tahun Penerbangan Negara
Thailand.
Perjalanan menuju Thailand merupakan
sejarah baru bagi Jupiter aerobatic Team
karena ini merupakan perjalanan terjauh yang ditempuh oleh pesawat KT – 1 B
Woong Bee. Route terjauh yang pernah
ditempuh oleh pesawat KT 1 B sebelumnya adalah menuju Kota Medan yang dilakukan
beberapa tahun lalu saat siswa Sekolah instruktur penerbang bernavigasin ke
sana. Selain itu, misi ini adalah misi
internasional pertama kalinya bagi tim ini,
sebuah misi kenegaraan yang bukan saja mempertaruhkan nama baik tim ini
ataupun TNI AU, melainkan nama bangsa dan Negara Indonesia.
Perjalanan
bersejarah ini diawaki oleh 13 instruktur Penerbang Wingdik Terbang Lanud Adi
Sutjipto dengan pimpinan rombongan Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M.
Khairil Lubis,Advisor Kolonel Pnb
Wahyudi Sumarwoto, Leader Letkol Pnb
Dedy Susanto , SE, Right Wingman
Mayor Pnb Frando Marpaung, Left Wingman
Kapten Pnb Adi Brata, Slot Mayor Pnb
H.S. Romas, Lead Synchro Mayor Pnb H.M. kisha, Synchro Mayor pnb Marcellinus AKD, Supervisor Kolonel Pnb Anang Nurhadi S,
Narator Kpt Pnb Agus Dwi A, Leader
backseater Kapten pnb Dharma Gultom, Stand
By Right Kapten Pnb Ngurah Sorga, safety
officer Mayor Noto Casnoto serta VCP Mayor Pnb Urip Widodo.
Tanggal 24
Juni 2012 pagi hari, 7 pesawat KT 1 B Woong Bee angkat kaki dari Lanud Adi
Sutjipto menuju Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan selanjutnya menuju Lanud
Palembang. Sesuai standard operating procedure,
maksimal jam terbang sehari bagi IP Wingdik Terbang adalah 3 sorties
atau 4 Jam terbang, sehingga penerbangan dibagi menjadi beberapa hari
perjalanan. Hari kedua perjalanan
dilanjutkan menuju Lanud Roesmin Nuryadin Pakanbaru dan Lanud suwondo,
Medan. Dua hari perjalanan di dalam
negeri berjalan dengan lancar dan aman, kondisi pesawat yang serviceable serta cuaca pada rute
penerbangan yang cukup bersahabat mendukung kelancaran misi ini.
Perjalanan
hari ketiga merupakan perjalanan paling bersejarah bagi The Jupiters, karena pada leg inilah pertama kalinya pesawat KT – 1 B TNI AU
melintasi border Negara tetangga Malaysia dan Thailand. Ada sedikit perasaan nervous dan excited saat
Jupiters melaksanakan penerbangan pada leg ini. Selain karena perjalannya yang cukup jauh,
hampir semua pilot jupiters belum pernah terbang ke Thailand, sehingga
penerbangan ini butuh persiapan yang matang. Dalam melaksanakan misi
penerbangan luar negeri ada beberapa ketentuan yang harus ditepati untuk dapat
melaksanakan penerbangan lintas damai melalui wilayah udara Negara lain. Selain syarat – syarat umum seperti flight plan yang berisi tentang rute
yang akan dilalui, jenis pesawat yang digunakan, pilot in command pada tiap – tiap pesawat, endurance, alternate base
dan lain sebagainya, ada syarat khusus bagi pesawat – pesawat militer yakni Flight Clearance atau ijin melintas dari
otoritas Negara yang akan dilewati atau disinggahi. Flight
Clearance ini berupa kode berupa
angka dan huruf yang berisi informasi jenis dan jumlah pesawat yang melintas,
rute, pilot in command, tail number tiap pesawat serta maksud
dan tujuan untuk melintas. Perjalanan pada
leg internasional ini berlangsung dengan sangat lancar, tidak seperti yang
dibayangkan, proses rumit perijinan yang memakan waktu berhari – hari ternyata
tidak serumit pelaksanaannya. Setelah
melintas di atas pulau langkawi, Flight KT 1 B yang terbagi menjadi Jupiter dan
Garuda Flight diarahkan langsung menuju
Alor Star dan untuk selanjutnya langsung menuju hatyai, sebuah bandara
Internasional Thailand yang terletak di bagian selatan Thailand. Cuaca cerah sepanjang perjalanan menuju
Hatyai sangat membantu kelancaran penerbangan kali ini.
PRACHUAB YANG EKSOTIK
Sebelum menuju Don Muang Bangkok, lepas landas dari pangkalan udara
Hatyai, The Jupiters harus mampir ke
Prachuab, sebuah pangkalan militer milik RTAF. "Prachuab
tower, Jupiter Flight request landing
via overhead and joint left Downwind Runway 26" leader Jupiter call kepada Prachuab Tower. "Negatif
Jupiter, we are only have right downwind for approach" jawab
Tower. Lho kok bisa? Hampir di semua
pangkalan udara, right atau left down wind dapat digunakan kecuali dengan
alasan – alasan tertentu. Tetapi tidak
masalah, sebagai tamu, kita harus menghormati tuan rumah. Kemanapun diarahkan, jupiters siap untuk
melaksanakan.
Amazing !!!
luar biasa !!! pertanyaan yang menggantung saat approach terjawab menjelang overhead
runway. Sesaat pilot Jupiter
tercengang, baru kali ini mereka menemukan runway seperti ini. Pantas saja
mereka tidak boleh menggunakan left
downwind, di posisi left base runway
26 ada sebuah bukit yang tinggi dan terjal sehingga sangat tidak
memungkinkan untuk landing dari arah ini.
Approach melalui right base juga tidaklah mudah, kalau
tidak alert dan hati – hati bisa
celaka! Di base ada bukit kecil dan tepat di final ada pulau yang merupakan sebuah bukit yang betul – betul
menjadi obstacle bagi pesawat yang
akan landing. Saat landing pilot harus terbang di celah kedua bukit tersebut atau overhead di atas bukit dengan resiko harus
melaksanakan high approach setelah
melewati bukit. Menurut penerbang RTAF
yang bertugas di Pangkalan ini, landasan Prachuab memang khusus digunakan untuk
visual approach, instrument approach tidak diperbolehkan karena kondisi ini.
Sesaat
setelah landing, ada hal lain yang mencengangkan, jarak antara pinggir landasan
dengan pepohonan di kiri dan kanan sangat dekat, biasanya di samping landasan
ada grass trip, namun di pangkalan
ini berbeda. Sekitar kurang lebih 20
meter di sisi kiri dan kanan landasan terdapat pepohonan perdu dan bunga yang
sangat indah. Landing roll menuju ujung runway 08 bak masuk ke dalam sebuah taman
yang indah dan sejuk. Sampai di tengah
landasan, untuk kesekian kalinya The
jupiters dibuat ternganga, ternyata ada jalan umum yang melintas di tengah runway,
ada portal yang menghalangi kendaraan yang lewat di sisi kiri dan kanan
landasan seperti halnya pintu perlintasan kereta api…. Hmmm… sebuah pangkalan yang
aneh.
Setelah
beristirahat sejenak di Prachuab, the jupiters kembali melanjutkan perjalanan
leg terakhir menuju Don Muang. Ini
adalah leg terpendek, perjalanan menuju pangkalan udara Don Muang memakan waktu
kurang lebih satu jam. Dahulu, pangkalan ini merupakan satu – satunya Bandara
internasional di Bangkok, Namun setelah beberapa kali banjir besar melanda kota
Bangkok yang juga merendam pangkalan ini, Pemerintah Thailand memutuskan untuk
membangun bandara internasional baru di Bangkok yang lebih representative yakni
Bandara Internasional Swarna Bhumi.
Sesampainya
di Bangkok, The Jupiters disambut oleh pejabat perwakilan dari RTAF dan Dubes
RI untuk Thailand, Bapak Lutfi Rauf serta Atase Udara Kolonel Pnb Joko
Takarianto. Ke-13 Pilot Jupiter
disamput kalungan bunga khas Thailand .
Pada kesempatan tersebut Dubes RI menyampaikan ucapan selamat datang di
Thailand dan menjelaskan secara singkat bahwa tugas yang diemban oleh Jupiters
bukan semata – mata tugas satuan dan TNI AU melainkan tugas Negara sebagai
"Duta bangsa". Lebih jauh
lagi beliau menyampaikan bahwa Jupiters merupakan salah satu bagian dari
sejarah penerbangan Thailand. "Guys, We are part of Thailand Aviation
History".
BLUE PHOENIX : ANTARA
SAHABAT DAN RIVAL?
Menyadari
akan arti penting sebuah team aerobatic,
di usianya yang keseratus tahun ini, Royal
Thai Air force membentuk kembali sebuah team aerobatic. Blue Phoenik nama yang dipilih sesuai dengan
warna pesawat yang digunakan yang didominasi oleh warna biru dan selaras juga
dengan coverall biru yang digunakan oleh para penerbangnya. Sejarah tim aerobatic Thailand sebenarnya jauh lebih tua dari
sejarah tim aerobatic Indonesia. Tim
aerobatic pertama mereka dibentuk pada tahun 1952 menggunakan pesawat Bearcat Fighter. Namun entah mengapa Thailand mengalami
ke-vacuum-an yang begitu lama sampai akhirnya membentuk kembali tim aerobatic
pada tahun 2012 ini.
Sebagai duta
Negara di udara, yang menampilkan
profesionalisme penerbang masing – masing Angkatan Udara, sebuah tim
aerobatic dapat dengan efektif memberikan detterent
effect atau efek getar kepada militer Negara lain khususnya angkatan
udara. Maneuver – maneuver ekstrim yang
mampu dilaksanakan dengan sangat baik menunjukkan kemampuan dan skill para
penerbang di dalam mengoperasikan mesin perang atau alutsista yang menjadi
tanggung jawabnya. Oleh karena itulah,
The jupiters , tim aerobatic Indonesia berlatih keras untuk memberikan
penampilan terbaik demi mencapai tujuan tersebut. Kehadiran The jupiters pada perayaan 100
Tahun penerbangan Thailand selain untuk memeriahkan acara tersebut juga sebagai
trigger bagi Blue Phoenix untuk dapat
tampil dengan lebih baik, memberikan keyakinan bahwa orang Asia, khususnya Asia
Tenggara mampu melaksanakan maneuver yang sama bahkan lebih dari tim – tim
lainnya yang lebih dahulu terbentuk.
Beberapa maneuver yang ditampilkan oleh blue phoenix sama dengan
maneuver yang dilakukan oleh Jupiters seperti loop, clover leaf, Kite barrel, heart dan mirror. Namun karena tim ini baru terbentuk,
yakni baru 11 bulan, jumlah pesawat yang
ditampilkan adalah 5 pesawat tanpa slot.
Kehadiran
Jupiter dan Blue phoenix dalam satu event
ini selain mempererat hubungan militer antara kedua Negara, juga menimbulkan
sedikit persaingan. Kedua tim berusaha tampil lebih baik dari tim yang lain, di
satu sisi bersahabat, disisi lain sebagai rival. Namun rival dalam hal ini bukanlah musuh,
rival adalah trigger dan penyemangat
untuk terus berlatih dan tampil dengan lebih baik. Saling berbagi dan
berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan tim aerobatic, maneuver,
dan proses pelatihannya adalah topik yang baik untuk dibahas sebagai upaya
untuk mempererat hubungan. Dan yang paling penting dari kegiatan ini adalah
misi Negara dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Negara Indonesia dan
Thailand yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat tercapai.
DISPLAY YANG LUAR BIASA
Perayaan
puncak dari peringatan jatuh pada tanggal 2 juli 2012, namun untuk penampilan Alliance participants atau penampilan
Negara luar dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 Juni 2012. Negara luar yang terlibat dalam
perayaan ini adalah hanya 2 negara, yang pertama adalah Singapura yang
menampilkan solo aerobatic F-16 Fighting Falcon dan Jupiters dengan KT 1 B –
nya. Pada event kali ini Singapura
membawa 2 F-16 dengan 2 orang penerbang yakni Jerky dan Twister. Sedangkan Indonesia yang menampilkan Jupiter
aerobatic team diperkuat oleh 13 orang penerbang dan Airforce band yang juga
tampil pada saat display aerobatic Jupiter dilaksanakan.
Penampilan
pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2012 di hadapan Kepala Staf Angkatan
Udara Thailand CinC Itthaporn Subhawong dan para pejabat Thailand lainnya.
Pertunjukan hari itu memang khusus ditujukan kepada kalangan internal RSAF dan
Media. Sebuah Tenda kehormatan telah
disiapkan tepat di depan barisan pesawat KT 1 B Woong Bee Indonesia, F-16 milik Singapura dan pesawat
Extra 300 milik penerbang freelance "Esper" pensiunan RTAF . Set up parkir pesawat dan tenda penonton
memang sengaja dibuat sedemikian rupa sehingga pilot dapat langsung
berinteraksi saat akan naik pesawat ataupun setelah landing. Sesuai hasil koordinasi dengan panitia
pelaksana, untuk penampilan alliance
participants urutannya dimulai dengan display solo aerobatic F-16 Singapura
dilanjutkan display Jupiter aerobatic team dan kemudian diakhiri oleh display
solo aerobatic pesawat Extra 300.
Sedangkan display seluruh kekuatan udara Thailand termasuk Blue phoenix akan dilaksanakan mulai
pukul 14.00 sampai dengan selesai.
Display F-16
Singapura dilaksanakan pukul 11.00 local time.
Namun Jupiter yang dijadwalkan tampil pada pukul 11.10 – 11.40 harus take off mendahului karena harus
melaksanakan warming up di area. Pesawat F-16 Singapura setelah take off
langsung terbang menanjak dan langsung bermanuver selama kurang lebih sepuluh
menit. Penampilan solo Aerobatik ini
cukup memukau para penonton yang berkumpul di sepanjang appron. Setelah solo Aerobatik F-16 selesai maka
tibalah saatnya Jupiter untuk tampil. Display didahului oleh pemutaran thriller Jupiter di dua layar lebar yang
memang sengaja dipasang di depan tenda penonton, tak ketinggalan Airforce Band yang telah jauh – jauh datang
dari Lanud adisutjipto juga tampil mengiringi display aerobatic Jupiter.
Tampil
dengan 6 pesawat KT 1 B, Jupiter
Aerobatic Team tampil sangat memukau publik Thailand, teriakan histeris
penonton mulai terdengar sejak tim ini melakukan Jupiter Roll sebagai exercise pembuka. Manuver demi maneuver dilakukan dengan sangat
baik, kondisi cuaca yang cerah sangat mendukung pelaksanaan display, asap putih
yang keluar dari exhaust pesawat KT 1 B terlihat cukup jelas, seluruh maneuver
dapat dilaksanakan karena base cloud yang tinggi. Teriakan penonton semakin keras ketika
pesawat no 5 dan 6 melakukan synchro maneuver yakni wheel, heart dan
mirror. Histeria makin menjadi saat
Jupiter 6 melaksanakan maneuver solo spin, pesawat menanjak vertical dan
berputar pada porosnya sampai berhenti sesaaat untuk kemudian jatuh bebas
berputar seakan – akan hendak menghunjam ke bumi. Display Jupiter hari itu ditutup dengan
maneuver bomb burst yang disambut
tepuk tangan penonton yang ada di Aprron.
Setelah
landing dengan aman dan parkir di depan penonton, 6 Pilot Jupiter berbaris rapi berbanjar dan
maju ke depan panggung kehormatan memberikan penghormatan kepada Kepala Staf
RTAF CinC Itthaporn subhawong. Setelah
menerima penghormatan, I – Porn, sapaan akrab beliau langsung menghampiri tim
Jupiter dan menyalami satu per satu.
Pada kesempatan tersebut, selain mengucapkan terima kasih atas
penampilan Jupiter yang luar biasa, I – Porn memberikan cinderamata berupa topi
dan scraft dari RTAF. Tim Jupiter –
pun pada kesempatan tersebut juga memberikan
kenang – kenangan berupa bingkai foto dan badge kepada sang Marsekal. Display hari itu diakhiri dengan sesi foto
bersama dengan pejabat AU Thailand serta
wawancara dengan berbagai media Thailand.
Display hari
kedua ternyata berlangsung dengan sangat
meriah, karena hari itu merupakan open day dan display terbuka bagi masyarakat umum. Iklan dan pengumuman yang dilaksanakan jauh
– jauh hari sebelumnya melalui media cetak dan elektronik Thailand ternyata
sangat efektif, terbukti dengan hadirnya ribuan penonton yang memadati appron Donmuang
Bangkok. Urut – urutan display hari
kedua sama dengan hari pertama.
Maneuver yang dilaksanakan oleh Jupiter juga sama namun satu maneuver loop sebelum bomb burst tidak dapat dilaksanakan karena ada awan gelap di
sebelah selatan landasan yang menyebabkan maneuver ini tidak dilaksanakan dan
diganti dengan level pass. Namun hal tersebut tidak mengurangi histeria
penonton terutama saat maneuver synchro dilakukan. Banyaknya penonton wanita yang menghadiri
acara tersebut menyebabkan suasana makin meriah. Teriakan dan jeritan mereka
makin mewarnai jalannya display Jupiter.
Setelah
landing, para pilot Jupiter turun dan berbaris rapi di depan pesawat disambut
oleh teriakan dan tepuk tangan para penonton. Tim Jupiter
kemudian maju kearah kerumunan penonton
Tepat beberapa langkah di depan kerumunan penonton, Tim Jupiter berhenti
dan atas komando dari leader mereka memberikan salam sambil sedikit menunduk
dengan merapatkan kedua tangan di depan dada sambil mengucapkan
"Sawadikraaaft" . Riuh rendah
tepuk tangan dan teriakan penonton makin menjadi karena aksi Jupiter yang
dianggap mengangkat budaya local mereka dalam memberikan salam. Sesaat kemudian para pilot Jupiter menyebar
kearah penonton untuk membagikan souvenir berupa sticker, pin , gantungan kunci,
poster dan lain sebagainya. Tak dapat
dilukiskan antusiasme para penonton di Bangkok saat itu. Dalam sejarah terbentunya Jupiter baru kali
inilah mereka disambut bak pahlawan, bahkan di dalam negeri-pun sambutannya
tidak sedemikian meriahnya. Sesuatu
yang tidak terbayangkan sebelumnya. Para
penonton berebut untuk meminta tanda tangan pada poster yang dibagikan, ibu –
ibu tak kalah aksinya untuk meminta para pilot ini untuk bersedia berfoto
dengan anak – anaknya. Momen foto
bersama ternyata tidak berhenti sampai di situ saja, di dalam area exhibition
yang digelar di dalam hanggar, beberapa penonton yang tidak sempat berfoto di
depan appron, meminta pilot Jupiter untuk bersedia berfoto dengan mereka. Penampilan hari kedua tersebut ternyata
juga ditonton oleh puluhan warga Negara Indonesia yang tinggal di Bangkok,
beberapa dari mereka adalah mahasiswa yang tengah belajar di sana. "Bangga kita pak jadi bangsa Indonesia
hari ini, Jupiter luar biasa pak, kami
tidak menyangka Negara kita punya tim aerobatic seperti ini " ujar salah
seorang dari mereka. Beberapa warga
Thailand dengan bahasa inggris yang terbatas hanya mampu mengacungkan jempol
sambil berteriak "Jupiter, excellent…excellent".
Lima hari di Bangkok terasa amatlah singkat, Bangkok sangatlah
berkesan bagi Jupiter. Sambutan yang
luar biasa meninggalkan sebuah kenangan manis yang tertanam jauh daalam
sanubari jupiters. Dalam arahan singkat
sebelum jupiters meninggalkan Bangkok keesokan harinya, Dubes RI untuk
Thailand, Bapak Lutfi Rauf yang didampingi oleh atase udara Indonesia Kolonel Pnb
Joko Takarianto Menyampaikan ucapan terima kasih dan bangga kepada Jupiter
aerobatic team yang telah berhasil menjadi duta bangsa Indonesia dalam rangka
mempererat hubungan bilateral kedua Negara.
"Satu hal yang saya pribadi
banggakan dari TNI, khususnya tim Jupiter TNI AU yakni fighting spirit yang sangat luar biasa, semangat pantang menyerah
walaupun dengan kondisi dan dukungan yang terbatas, bapak – bapak sekalian
mampu menunjukkan performa yang luar biasa sehingga rakyat Thailand sangat
mengenal bapak-bapak sekalian" ujar
bapak Lutfi Rauf. Keberhasilan Tim
Jupiter di Bangkok ini adalah sebuah tonggak sejarah bahwa Jupiter telah go
internasional dan mampu mensejajarkan diri dengan tim aerobatic lain dunia yang telah terlebih
dahulu terbentuk.