Saturday, October 25, 2014

TORA ! TORA ! TORA ! “Dermaga Ujung, The Pearl Harbor of Surabaya” Pada hari itu boleh jadi dermaga ujung Surabaya luluh lantak oleh serangan udara yang dilancarkan oleh ratusan pesawat dari berbagai jenis mulai dari pesawat latih ringan, pesawat angkut, helikopter serta pesawat – pesawat tempur dari berbagai generasi. Namun kita harus bersyukur ternyata raungan ratusan pesawat yang melintas di atas dermaga ujung itu hanyalah bagian dari rangkaian upacara peringatan HUT TNI yang ke-69. Peristiwa bersejarah tanggal 7 oktober 2014 di Surabaya mengingatkan kita kembali akan serangan udara yang dilancarkan Jepang guna menghancurleburkan Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat pada tanggal 7 Desember tahun 1941. Adapun Tora! Tora! Tora! Adalah kata sandi jepang yang mengindikasikan bahwa tujuan serangan telah tercapai, semua tertuang dalam film Tora ! Tora! Tora! yang di-release pada tanggal 23 september tahun 1970. Peringatan HUT TNI yang ke-69 layak kita sejajarkan dengan serangan yang bersejarah tersebut, bagaimana tidak, dengan interval antara flight yang hanya berkisar 20 sampai 25 detik ratusan pesawat dari berbagai jenis yang diawaki oleh penerbang – penerbang dari TNI AU, AD dan AL mampu melintas dengan sangat rapi dan indah di hadapan para peserta upacara dan penonton di dermaga Ujung Surabaya. “Menghitamkan langit Surabaya” adalah misi dari unsur display udara pada peringatan HUT TNI kali ini. Seluruh alutsista TNI terbaru ditampilkan pada hari itu seperti pesawat T-50 Golden Eagle dan juga pesawat F-16 Viper yang baru kita beli dari USA. Lain halnya dengan satuan – satuan lainnya, selain menerbangkan The Jupiters dan beberapa pesawat – pesawat terbarunya, Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto juga menerbangkan pesawat vintage sang legenda yakni pesawat T-34 turbo mentor Charlie yang sudah uzur dan hampir memasuki masa pensiun. Tergabung dalam “Sierra Flight” yang terdiri dari 12 pesawat Grob yang terbagi menjadi dua flight masing – masing “Bravo Flight” dengan Leader Letkol Pnb Onesmus “Pecker” GRA dan “Delta Flight” dengan Leader Letkol Pnb Rizaldy “Herky” serta “Woong Bee Flight” yang terdiri dari 3 pesawat dengan Leader Mayor Pnb Putu “Colibri” Sucahyadi, 9 pesawat T-34 Charlie dengan Leader Mayor Pnb Sukarno “Walet” mampu membuat terpana para audience dengan suaranya yang khas mengingatkan akan serangan udara sekutu di era perang dunia kedua.
Emergency after Airborne “Jupiter three oil press drop, request join to down wind !!” sekonyong – konyong suara dari Jupiter 3 Kapten Pnb Made “Raider” Yogi menghentak di ujung radio UHF sesaaat setelah lepas landas dari Lanud Adisutjipto “Jupiter 6 follow number three” sahut dari Mayor Pnb Romas “Condor” beberapa saat kemudian. Sesuai dengan briefing sebelum penerbangan jika terjadi fail pada salah satu pesawat maka Jupiter 6 yang harus menemani kembali ke home base. Momen tersebut terjadi saat The Jupiters, tim aerobatik kebanggaan bangsa Indonesia melaksanakan departure pada tanggal 28 September 2014 sesaat setelah Sierra dan Woong Bee flight airborne menuju Surabaya. Mesin pesawat adalah buatan manusia yang dapat rusak sewaktu – waktu, sebelum penerbangan dilaksanakan semua pesawat sudah di check dan hasilnya semua layak untuk diterbangkan, namun kejadian tiba – tiba yang terjadi pada saat proses take off mengharuskan teknisi untuk bekerja dengan ekstra. Setelah mengganti oil filter dan oil transducer satu setengah jam kemudian kedua pesawat Woong Bee tersebut sudah mengudara kembali ke Surabaya dengan call sign “Condor flight” menyusul 32 pesawat yang sudah sampai lebih dahulu beberapa saat sebelumnya.
Langit Jombang yang Menggetarkan “Robin, Robin…Kalong Flight “ “We are over Sidoarjo maintaining 6000 ft now prooceding to holding point” lamat – lamat suara calling dari rombongan si kuda sembrani Skadron Udara 2 terdengar di ujung radio. Beberapa saat kemudian tampak beberapa bintik hitam muncul dari arah kiri The Jupiters yang semakin lama semakin membesar, 7 pesawat angkut sedang berbaling – baling dua dengan gagahnya melintas di atas kiri The jupiters menuju ke holding point. Hampir setiap hari sesaat setelah melintasi Sidoarjo, Jupiter flight selalu bertemu dengan Kalong Flight, call sign dari 7 CN-295 Skadron Udara 2 yang take off dari lanud Abdurrahman Saleh, Malang. The Jupiters saat itu sedang terbang pada ketinggian 5000 ft menuju warming up area di atas kota Jombang. Kota Jombang adalah sebuah kota kecil yang berada di sebelah barat agak ke selatan dari Surabaya, kota itu nampak sangat tenang dibalik beberapa berita negatif terkait kriminalitas yang menggemparkan publik kita beberapa waktu lalu. Ketenangan kota Jombang yang tampak dari atas jauh bebeda dengan kondisi langit di atasnya. Cuaca memang sangat cerah, kalaupun ada awan hanyalah awan – awan tipis biasa, namun ada hal lain yang cukup menggetarkan The Jupiters. Kegentaran itu berasal dari si “bumpy”, yakni aliran udara yang tidak rata yang mengakibatkan pergerakan pesawat tidak smooth bak kendaraan yang melaju diatas jalan yang tidak rata dan berlubang. Bumpy Jombang bukan bumpy biasa, The Jupiters kerap menghadapi bumpy saat melaksanakan latihan di Yogyakarta namun tidak sebesar bumpy Jombang. Selama melaksanakan warming up tidak jarang pesawat seperti disentak oleh kekuatan yang maha dahsyat sehingga para joki yang mengendalikannya mengeluarkan seluruh kemampuannya bagaikan pendekar pencak silat mengontrol stick dan rudder sehingga pesawat tetap pada posisinya. Tak ayal, butiran peluh sebesar butiran jagungpun meleleh membasahi sekujur tubuh pilot The Jupiters. “Lebih baik mandi peluh di medan latihan daripada mandi darah dalam pertempuran”, doktrin awal prajurit TNI saat melaksanakan basic training sangat pas sekali dengan kondisi ini, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bahwa peringatan HUT TNI ke-69 adalah “perangnya TNI” sehingga dengan semangat membara, para joki The Jupiters berusaha menaklukkan sang “bumpy” meski harus mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimiliki. Farewell Flight Jupiter 4 sang “Herky” Ada hal yang menyedihkan bagi The Jupiters pada penampilan kali ini, Jupiter 4 Mayor Pnb Ari “Herky” Susiono harus kembali ke kesatuan awal yakni Skadron Udara 32 di Malang. Posisi Jupiter 4 selanjutnya akan diserahterimakan kepada Mayor Putu “Colibri” Sucahyadi. Display di dermaga ujung Surabaya ini menjadi farewell display bagi Mayor Ari Susiono yang telah bergabung selama kurang lebih satu tahun. Kiprahnya selama tergabung dalam The Jupiters selama satu tahun patut dibanggakan karena Mayor Ari adalah pilot transport pertama yang menjadi member dari Tim Aerobatik TNI AU. Selama kariernya sebagai Jupiter 4 Mayor Ari telah tampil beberapa kali baik di dalam negeri maupun juga luar negeri yakni Singapore air show dan Bridex di Brunei. 15 mile Critical Point Formasi yang melibatkan ratusan pesawat berbagai jenis sangatlah beresiko tinggi, potensi terjadinya near collision antara berbagai macam pesawat yang berbeda performance, speed dan konfigurasi sangatlah mungkin terjadi. Begitu pula dengan Flight The Jupiters. Potensi near collision adalah dengan Foxtrot Flight, 44 pesawat fighter TNI AU yang airborne dari Madiun. Kemungkinan kedua flight bertemu tepat pada jarak 15 Nm final approach Dermaga Ujung. Untuk menghindari collision ini Leader The Jupiters “Mirage” melaksanakan komunikasi intensif dengan Leader “Foxtrot Flight”. “Foktrot flight dimana komandan? Dari tadi belum terdengar calling dan formasinya” “Iya saya juga belum lihat, calling terakhir tadi 20 nm, seharusnya sekarang ada di bawah kita” Sahut Mirage tepat di point 15 Nm. Semua member mencari – cari dan melihat ke arah kiri depan namun obyek yang diharapkan muncul tidak tampak. Setengah menit kemudian terdengar suara di ujung radio 270.0 Khz “Foxtrot Flight Final”…Alhamdulillah ternyata Foxtrot flight sudah berada di depan The Jupiters. Rupanya Foxtrot flight muncul dari arah belakang, bukannya dari arah kiri seperti yang terjadi selama pelaksanaan geladi. Crital point sudah dilewati namun display sebenarnya baru saja akan dimulai. 12 Menit yang Memukau Durasi paket display The jupiters biasanya adalah 18 menit namun ada special request untuk display di Dermaga Ujung Surabaya kali ini yakni hanya 12 menit dikarenakan waktu yang sangat terbatas. Letkol Pnb Feri “Mirage” Yunaldi memutuskan tidak akan merubah maneuver yang sudah diilatihkan dengan pertimbangan safety namun untuk mengakomodir waktu display yang dipersempit, beberapa maneuver dipotong sehingga waktu display menjadi lebih singkat. Tim yang diperkuat 6 Instruktur penerbang yakni Letkol Feri ‘Mirage” Yunaldi sebagai Jupiter 1, Kapten Idham “Godham” Satria sebagai Jupiter 2, Kapten pnb Made “Raider” Yogi sebagai Jupiter 3, Mayor pnb Ari “Herky” Susiono sebagai Jupiter 4 , Mayor pnb Sri “Martin” Raharjo sebagai Jupiter 5 dan Mayor pnb Romas “Condor” mampu menampilkan display yang cukup spektakuler, terutama bagi warga Surabaya yang baru kali ini menyaksikan aksi The Jupiters. Ternyata “Bumpy” di atas kota Jombang berhasil menempa keenam pilot ini, semua maneuver dapat dilaksanakan dengan baik dengan dukungan cuaca yang cerah serta aliran angin yang merata. Pada penampilan ini, the Jupiters juga mencoba Smoke Generating System (SGS) yang baru,kontainer plastik yang lama digantikan dengan kontainer aluminium yang kapasitasnya lebih banyak. Alhasil, smoke yang dihasilkanpun lebih tebal dari biasanya sehingga mempercantik maneuver yang dilakukan. 12 menit sangatlah singkat, namun penampilan The Jupiters sebagai salah satu komponen TNI sangat memuaskan, “ Bersama Rakyat TNI kuat dan bersama TNI Rakyat kuat”.